Dampak Buruk Susu Kedelai Jika di Konsumsi Berlebihan

Kedelai adalah produk alami yang kaya akan protein dan vitamin. Kedelai datang dalam berbagai bentuk, dari susu, edamame, tahu, tempe, dan banyak lagi. Kedelai sering digunakan sebagai pengganti daging dan susu karena kandungan protein nabatinya.

Kacang kedelai sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kedelai dapat membantu mencegah peradangan, menurunkan kolesterol, menyehatkan jantung dan membangun otot. Namun, jika kacang kedelai dikonsumsi secara berlebihan, kedelai dapat memberikan efek negatif.

Efek ini dapat menyerang siapa saja, terutama orang dengan kondisi medis tertentu. Mengkonsumsi kedelai terlalu banyak dapat mempengaruhi hormon, tiroid, dan penyerapan nutrisi lainnya. Mengetahui efek negatif dari terlalu banyak mengonsumsi kedelai penting bagi Anda yang mengonsumsi produk kedelai.

Berikut dampak negatif konsumsi kedelai secara berlebihan

1. Mempengaruhi fungsi tiroid

Kedelai mengandung goitrogen. Zat-zat ini dapat memberikan dampak negatif pada kelenjar tiroid dengan menghalangi penyerapan yodium. Goitrogen pada kedelai, jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat memblokir sintesis hormon tiroid dan menyebabkan hipotiroidisme dan kanker tiroid.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa isoflavon tertentu dalam kedelai, termasuk genistein, dapat menghambat produksi hormon tiroid. Namun, penelitian ini masih hanya berbasis hewan dan penelitian lebih lanjut diperlukan.

2. Efek pada hormon

Kedelai mengandung fitoestrogen yang diduga dapat mempengaruhi hormon pria jika dikonsumsi secara berlebihan. Pria yang memakan makanan yang mengandung kedelai cenderung memiliki konsentrasi sperma yang rendah, yang normal dalam banyak kasus.
Asupan protein kedelai yang tinggi terkadang dapat meningkatkan panjang siklus menstruasi dan menurunkan kadar FSH. Kedelai mengandung estrogen tanaman yang disebut isoflavon. Jika Anda terlalu banyak mengonsumsi kedelai, isoflavon dapat memberikan efek negatif pada tubuh wanita. Pastikan agar tidak mengonsumsi kedelai lebih dari 60 gram dalam sehari.

3. Efek pada pencernaan

Penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang ditemukan dalam kedelai dapat mempengaruhi kesehatan sistem pencernaan secara negatif. Senyawa seperti aglutinat kedelai dapat mempengaruhi pencernaan dengan mempengaruhi struktur dan fungsi penghalang usus. Namun, penelitian ini masih berbasis hewan dan masih dalam pengembangan.
Kedelai juga mengandung sejumlah antinutrisi lain, termasuk penghambat tripsin, faktor penghambat amilase, fitat, dan banyak lagi. Efek ini sebenarnya dapat dihindari dengan pengolahan kedelai yang tepat. Memasak, merendam, menumbuhkan, dan memfermentasi kedelai sebelum dikonsumsi mampu membantu dalam mengurangi kandungan antinutrisi dan meningkatkan daya cerna.

4. Penyebab alergi

Kedelai juga dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang. Alergi kedelai terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira protein tidak berbahaya yang ditemukan dalam kedelai sebagai berbahaya dan menciptakan antibodi untuk melawannya.
Alergi terhadap kedelai, produk kedelai, adalah jenis umum dari alergi makanan. Biasanya, alergi kedelai dimulai pada masa kanak-kanak dengan reaksi terhadap formula kedelai.
Tanda dan gejala alergi kedelai ringan termasuk gatal atau rasa terbakar di dalam dan sekitar mulut. Alergi kedelai memaksa seseorang untuk membatasi asupan kedelai atau bahkan menjauhinya.

5. Penyebab Kekurangan Mineral

Kedelai dikenal karena kandungan asam fitatnya yang tinggi. Kedelai memiliki kandungan fitat yang lebih tinggi daripada kacangan-kacangan atau biji-bijian lainnya. Asam fitat dapat mengganggu penyerapan zat besi, seng, dan kalsium. Mengkonsumsi terlalu banyak dapat meningkatkan risiko kekurangan mineral.
Perawatan seperti merendam dan memasak, itu dianggap cukup untuk mengurangi efek ini. Satu-satunya cara untuk secara signifikan mengurangi kandungan kedelai yang disesuaikan adalah berkat fermentasi.